Senin, 07 November 2011

KASIH IBU




 Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi  tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Tentu kita ingat syair lagu diatas, lagu yang sering kita nyayikan ketika kita duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Lagu tersebut dinyanyikan kembali oleh sekelompok siswa yang tergabung dalam kelompok Teater SMA 1 Turen, yang malam itu tampil di Sasana Budaya Universitas Negeri Malang.
Malam itu, kelompok teater dari SMA 1 Turen, menampilkan sebuah drama yang berjudul “Chit..chit”. Drama yang menceritakan tentang sekelompok tikus yang malas belajar, yang kemudian membuat perjanjian dengan ibunya. Salah satu bunyi perjanjian itu adalah bahwa anak-anak boleh bebas bermain dan bebas belajar kapan saja. Ibu tikus menyetujui perjanjian itu, dengan syarat anak-anak tikus tidak diperbolehkan memerintah Ibu  tikus.
Anak-anak tikuspun sangat senang dengan perjanjian itu, anak-anak bermain dengan  gembira , tidak perlu belajar, hanya bermain, bermain, dan bermain. Sampai pada suatu hari anak-anak tikus merasakan dirinya lapar. Namun mereka tidak berani meminta kepada Ibu tikus, karena sesuai perjanjian bahwa anak-anak tikus dilarang memerintah Ibu tikus. Sehingga anak-anak tikus pun hanya bisa menangis  karena kelaparan. Sampai akhirnya anak-anak tikuspun menyerah, dan membatalkan perjanjian itu. Ibu tikus pun kasihan melihat anak-anaknya yang kelaparan, dan memaafkan perbuatan anak-anak tikus yang nakal. Dan mereka pun hidup rukun kembali.
Sepenggal cerita, yang memberikan pemahaman kepada kita, bagaimanapun ‘nakal’nya seorang anak, seorang ibu pasti memaafkannya. Sebagaimana pepatah mengatakan ‘kasih anak sepanjang gala, kasih ibu sepanjang jalan’,….
     Batu, 8 November 2011

Rabu, 02 November 2011

KETIDAKPASTIAN,....

       Adakah yang tahu tentang apa yang terjadi esok hari? Adakah yang tahu kita nanti seperti apa? Bertemu siapa? Makan Apa? Kerja di mana?Jodoh kita siapa? Kita hidup di mana dsb. Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi besok, 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, dan 10 tahun ke depan; karena itu belum terjadi. Yang kita tahu adalah bahwa kita menginginkan sesuatu itu terjadi sesuai yang kita inginkan hari ini. Kemudian kita mencoba untuk membuat rencana-rencana agar sesuatu itu bisa terjadi.

       Tuhan mengirimkan begitu banyak ketidakpastian kepada kita, agar kita mendapatkan pengalaman-pengalaman baru, tantangan-tantangan baru, sehingga kita akan terus belajar, belajar, dan belajar lagi. Maka bersiaplah menghadapi ketidakpastian-ketidakpastian yang di berikan Tuhan di setiap perjalanan kita.               
       Bersiaplah untuk menerima segala hal yang akan membuat Anda menemukan kepastian-kepastian baru, dan ketidakpastian-ketidakpastian baru. Selamat menikmati ketidakpastian!

Sabtu, 02 Januari 2010

Sabtu, 19 Desember 2009

SanDhal Pedhot


Hdp tu hRs tRs bRjan.
spRt jam, bRptR & bRptaR tRz tiada bosan,
saat anda bRhnti bRjln sya tRz bRtnx? Knp anda bRhnti?
& anda mnjwb.
“DISIK’O SANDAL Q PETDHOT”…!
(Sebuah SMS tak tak dikenal)
Sandal, sebuah benda yang kadang kita anggap tidak berarti. Sebuah benda sederhana yang kadang tidak bermakna. Namun ketika sandhal itu ‘pedhot’ (Jawa= putus), kita akan merasakan bahwa betapa berartinya sandal tersebut. Kita kehilangan alas kaki, kita kehilangan sebuah pijakan untuk melanjutkan perjalanan.
Kehidupan akan terus berputar, dan kesempatan bisa datang sewaktu-waktu. Bagaimana kita akan mempersiapkan diri, adalah hal yang penting bagi kita. Memilih sandal yang kuat, sandal yang liat, untuk kita gunakan sebagai alas dalam menjalani roda yang terus berputar. Jangan sampai ketika kesempatan itu hadir dihadapan kita, sandal kita ternyata ‘pedhot’. ‘ Melas’, begitu kata orang Jawa. Kita ditinggal hanya gara-gara sandal kita ‘pedhot’.
Kalaupun dalam suatu perjalanan sandal kita pernah ‘pedhot’ itu bukanlah sebuah hal yang harus kita sesali. Itu adalah sebuah pelajaran bahwa kita pernah tertinggal, hanya karena sebuah hal yang sepele, yaitu ‘Sandalku pedhot’. Yang terpenting adalah bagaimana kita memperbaiki sandal ‘pedhot’ itu dan melanjutkan kembali perjalanan kita.

STK, 16 Desember 2009

Kamis, 29 Januari 2009

Seperti Lilin


Seperti lilin yang menyala
Rela tubuhnya terbakar
Hanya untuk menerangi gelapnya malam

Senin, 26 Januari 2009

Selasa, 20 Januari 2009

Yang lagi bingung, yang lagi bersedih



Mentari pagi beri salam lagi
Suara burungpun sambut hari berganti
Bob Marley masih bernyanyi
Don’t worry, Oh yeah...

Jalani semua dengan apa adanya
Biarlah waktu bicara bawa takdirnya
Yo kita lapangkan dada
Don’t worry, Oh Yeah...

Buatlah hidup ini semudah mungkin
Tak perlu disesali, bikin saja happy
Mengalir, nikmati, jangan bebani hati
Yo kita nyanyi bersama
Don’t worry, Oh Yeah...

Untuk yang lagi bingung, untuk yang lagi mendapatkan masalah, untuk yang sedang bersedih. Sebuah syair lagu dari Toniqrasta semoga dapat memberi ‘kesegaran’ bagi kita dalam menjalani hidup ini.