Selasa, 30 Desember 2008

Mmm....

Ada hal yang lucu tentang hidup: jika kau tidak mau menerima apa pun kecuali yang terbaik, seringkali kau malah mendapatkannya.
(W. Somerset Maugham)

Senin, 22 Desember 2008

Mmm...


Ada dua kali dalam kehidupan seseorang di mana jangan berspekulasi, yaitu saat ia tidak bisa mengharapkan dan saat ia bisa mengharapkan.
(Mark Twain)

Mmm...

Karsa Vs Kaji, Signs of Propaganda

Pertarungan pemilihan gubernur Jawa Timur putaran terakhir akan segera dilakukan. Pertarungan babak pertama dan kedua sudah dilalui dengan perolehan suara yang tidak jauh berbeda. Pertarungan sengit antara kubu Karsa dan Kaji akan terus berlanjut. Dan alhamdulillah sampai saat ini tidak ada tindak anarki yang mewarnai proses demokrasi yang sedang berlangsung di Jawa Timur.
Mengapa Karsa dan Kaji bisa memperoleh suara yang hampir tidak jauh berbeda untuk putaran satu dan dua. Berikut analisis penulis yang didasarkan pada signs of propaganda. Atau bagaimana menciptakan sebuah citra bagi para kedua calon gubernur terhadap para pemilih di Jawa Timur.
Karsa
Karsa merupakan singkatan dari nama Calon Gubernur Soekarwo dan Wakil Gubernur Saefullah Yusuf. Dalam bahasa indonesia Karsa berarti kehendak atau niatan. Kata ini dimunculkan selain karena sudah dikenal oleh masyarakat pada umumnya, juga untuk menciptakan citra positif bahwa kedua calon pemimpin di Jawa Timur ini memiliki niat yang tulus dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.
Jauh sebelum pemilihan gubernur ini dilaksanakan di televisi lokal Jawa Timur sering muncul sosok calon gubernur ini dalam iklan sebuah lagu sholawatan tradisional. Dan calon gubernur ini lebih dikenal sebagai Pakdhe Karwo daripada nama aslinya yaitu, Dr. Soekarwo.
Kenapa “Pakdhe”? Kata ini sengaja dimunculkan karena kata “pakdhe” adalah kata yang familiar di telinga masyarakat Jawa Timur. Pakdhe merupakan singkatan dari Bapak Gedhe yang merupakan kakak dari orangtua kita. Dalam budaya di Jawa Timur, Pak Dhe adalah orang kedua setelah kakek yang biasanya dimintai pendapat ketika dalam keluarga terjadi sebuah permasalahan yang tidak bisa dipecahkan oleh keluarga kecil. Pakdhe juga merupakan pengganti kakek ketika kakek sudah meninggal dunia. Dan biasanya orang yang disebut Pakdhe adalah orang yang bijaksana.
Tanda berikutnya yang dimunculkan adalah slogan dari no urut lima pada pemilihan kepala daerah putaran kedua yang lalu, yakni “ Coblos Brengose!” Mengapa brengos, dan bukannya kumis. “Brengos” merupakan kosakata yang lebih di kenal oleh masyarakat Jawa Timur dibandingkan dengan “Kumis” . Brengos bisa juga menunjukkan kewibawaan seseorang. Masih ingatkah ketika pada waktu kecil dulu kita mengenal tokoh dalam serial si Unyil, yaitu Pak Raden yang terkenal dengan brengosnya dan suaranya yang besar yang mengesankan kewibawaan. Startegi ini berhasil menancap dalam benak pemilih. Dan strategi ini berhasil membuat sesuatu yang berbeda dengan slogan pada umumnya, seperti Coblos kopyahe!, Coblos nomor Anu!, dan sebagainya. Dan image brengos lebih mudah dingat sebagaimana dulu waktu partai Golkar menanamkan image pohon beringin dan dua anak cukup.
Kaji
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dengan nomor urut satu pada pilkada putaran kedua ini mengusung slogan Kaji Manteb. Kaji merupakan singkatan dari Kofifah dan Mudjiono. Sedangkan manteb merupakan kosakata dalam bahasa jawa yang berarti mantap, kuat, atau teguh. Kaji manteb bisa diartikan Kaji yang memiliki keteguhan hati untuk mewujudkan cita-cita bersama masyarakat Jawa Timur.
Lalu pertanyaannya adalah mengapa Kaji, bukan Komu, atau Fidji, atau Koji? Kaji dalam budaya Jawa Timur memiliki arti yang sangat luas. Tidak hanya sebagai sebutan kepada orang yang sudah menunaikan ibadah haji di kota Mekkah, tetapi juga merupakan sebuah status sosial yang cukup terhormat. Masyarakat di pedesaan atau di kampung-kampung di Jawa Timur lebih mudah mengenal sosok Wak Kaji, dibanding nama orangnya sendiri,misalnya Wak Kaji Soto karena sotonya yang terkenal, Kaji Rombeng karena terkenal dengan barang rongsokannya, Kaji Daging karena bisa naik haji gara-gara jualan daging, dan sebagainya.
Anda tentu masih ingat mengapa di salah satu acara sebuah telivisi lokal di Jawa timur, ada acara Wak Kaji Show, dan bukannya Kyai Show atau Ustadz Show. Karena sosok Kaji ini biasa muncul didalam kehidupan masyarakat kecil di Jawa Timur. Dan jangan lupa sebagai salah satu rukun islam yang kelima dalam ajaran islam, Kaji merupakan tujuan akhir dari seorang mengaku dirinya muslim. Bahkan di beberapa di daerah di Jawa Timur orang rela tidak memiliki apa-apa tetapi bisa menunaikan rukun islam yang kelima ini dan kemudian mendapatkan gelar haji atau kaji dalam bahasa jawa. Selain sebagi wujud dari perintah agama, dengan melaksankan ibadah haji orang akan memiliki memiliki status sosial yang lebih terhormat. Dan orang lebih bangga jika namanya disebut dengan Wak Kaji Dullah, Wak Kaji Soleh, dadipada Pak Dullah atau Pak Sholeh saja.
Dari sinilah sebenarnya kita dapat mengukur bahwa secara signs of propaganda keduanya memiliki modal yang cukup besar. Modal kultural yang diramu dalam sebuah simbol yang berfungsi untuk membangun citra di dalam benak pemilih. Terlepas dari program-program yang diusung dan strategi politis yang dilakukan oleh kedua calon gubernur dan wakil gubernur ini, tentunya rakyat tetap berharap bahwa siapapun yang menjadi gubernur di Jawa timur nantinya dapat menyejahterahkan dan membangun Jawa Timur. Semoga.(anjangpranata@yahoo.com)

Mmm...

Ada dua hal dari sekian hal yang paling luhur dalam hidup ini: memberi dan memaafkan.
(Anonim)

Kamis, 18 Desember 2008

Mmm...

Ada banyak perbedaan antara kita dan diri kita sendiri seperti antara kita dengan orang lain.(Michel de Montaigne)

Jumat, 12 Desember 2008

KESEHATAN

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dari luar harus disembuhkan dari dalam
Sakit disebabkan adanya feedback dari badan kita bahwa kita kurang bahagia atau bersyukur
Anda adalah magnet yang menarik segala hal, melalui sinyal yang kita kirimkan dengan pikiran dan perasaaan.
Untuk membuka diri dan menjadi magnet yang akan menarik kesehatan dan kesegaran dari manapun juga:
Cintailah diri sendiri! Mendalam dan penuh makna! Buatlah daftar segala sesuatu yang istimewa pada diri Anda. Tambahkan daftarnya setiap hari.
Tinggalkan semua penyesalan dan kekesalan masa lalu!
Rasakan diri sendiri senantiasa sehat dalam pikiran dan visualisasikan diri melakukan pekerjaan atau hal-hal yang bisa dilakukan dalam kondisi sehat.
Jangan pernah membicarakan rasa sakit, penyakit dengan orang lain!
Cintai dan hargai semua hal dan semua orang, juga diri sendiri!
Ketahuilah bahwa Anda memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri.
Jangan pernah mengkritik dan menyalahkan diri sendiri atau orang lain!
Selalu bersyukur untuk kesehatan yang ada dan yang akan datang.
Selalu lihat diri Anda dalam kondisi sehat!
Selalu gembira, karena tahu dalam jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang sehat!
Bilamana Anda merasa bersyukur, penuh cinta, bahagia, Anda sebetulnya sedang mengumpulkan semua kebaikan dan kesehatan dari alam semesta, maka segala macam sakit dan penyakit akan hilang dengan sendirinya.
Senyum, tertawalah! Tontonlah film lucu, ingatlah masa-masa yang membuat Anda tertawa. Tertawa itu Sehat!
Buatlah daftar dari hal-hal yang Anda syukuri, termasuk rasa syukur atas badan yang sehat!
Jangan menumpahkan perhatian pada penyakit, tapi pada kesembuhan, pada kegembiraan saat sehat!
Jadikan kegembiraan dan kebahagiaan prioritas hidup Anda.
Jangan menolak hal yang tidak diinginkan, tapi cintailah hal yang diinginkan!
Pahamilah bahwa di dunia ini tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan!
Bila badan dan tubuh Anda penuh cinta dan bahagia, penyakit tidak bisa nempel!
Ketahui dan yakinlah bahwa Anda sudah Sempurna saat ini juga!

diambil dari the secret.id

hidup di mulai dari mata

Ketika kita bangun di pagi hari. Disaat itulah kita memulai hidup kita. karena disaat itulah kita mulai membuka mata. Semuanya dimulai dari sebuah indra manusia yang dinamakan mata. Sebuah pantun menarik yang seringkali kita dengar. "Dari mana datangnya linta, dari sawah turun ke kali, dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati". Oleh karena itu bersyukurlah orang yang dikaruniai dua mata yang lengkap. Dan selalulah waspada karena masalah pun juga berawal dari mata.

Saatnya Telah Tiba

Kini saatnya telah tiba untuk menyingsingkan lengan baju. Mengikat kepala, untuk berangkat bergerilya menaklukan malam yang segera tiba