Sabtu, 19 Desember 2009

SanDhal Pedhot


Hdp tu hRs tRs bRjan.
spRt jam, bRptR & bRptaR tRz tiada bosan,
saat anda bRhnti bRjln sya tRz bRtnx? Knp anda bRhnti?
& anda mnjwb.
“DISIK’O SANDAL Q PETDHOT”…!
(Sebuah SMS tak tak dikenal)
Sandal, sebuah benda yang kadang kita anggap tidak berarti. Sebuah benda sederhana yang kadang tidak bermakna. Namun ketika sandhal itu ‘pedhot’ (Jawa= putus), kita akan merasakan bahwa betapa berartinya sandal tersebut. Kita kehilangan alas kaki, kita kehilangan sebuah pijakan untuk melanjutkan perjalanan.
Kehidupan akan terus berputar, dan kesempatan bisa datang sewaktu-waktu. Bagaimana kita akan mempersiapkan diri, adalah hal yang penting bagi kita. Memilih sandal yang kuat, sandal yang liat, untuk kita gunakan sebagai alas dalam menjalani roda yang terus berputar. Jangan sampai ketika kesempatan itu hadir dihadapan kita, sandal kita ternyata ‘pedhot’. ‘ Melas’, begitu kata orang Jawa. Kita ditinggal hanya gara-gara sandal kita ‘pedhot’.
Kalaupun dalam suatu perjalanan sandal kita pernah ‘pedhot’ itu bukanlah sebuah hal yang harus kita sesali. Itu adalah sebuah pelajaran bahwa kita pernah tertinggal, hanya karena sebuah hal yang sepele, yaitu ‘Sandalku pedhot’. Yang terpenting adalah bagaimana kita memperbaiki sandal ‘pedhot’ itu dan melanjutkan kembali perjalanan kita.

STK, 16 Desember 2009