Pernahkah ketika
kecil dulu kita bermain layang-layang. Layang-layang yang terbuat dari bambu
dan kertas tipis. Kita mainkan dengan seutas benang di lapangan, bersama
teman-teman kecil kita. Begitu menyenangkan, begitu menggembirakan.
Betapa susahnya
ketika memulai untuk menerbangkannya, kadang-kadang sebelum naik ke atas
layang-layang menukik ke kanan dan ke kiri, dan kita terus berusaha untuk
menerbangkannya. Sampai kita berhasil menerbangkannya. Kita ulur sedikit demi
sedikit benang layang-layang itu, sambil sesekali kita tarik-tarik.
Layang-layang itupun lambat laun terbang semakin tinggi. Dan kitapun berusaha
tetap menjaganya agar layangan itu tetap pada posisinya, terbang tinggi
diangkasa.
Itulah gambaran
kehidupan kita, seperti bermain layang-layang. Kita belajar tentang kapan kita
harus mengulur dan kapan kita harus menarik, sehingga impian kita bisa terbang
tinggi sesuai yang kita harapkan. Tak perlu takut ketika baru menerbangkannya
pertama kali, karena semua awalan itu tidaklah mudah. Semuanya harus kita
lakukan dengan sukacita. Karena kesukaran itu akan terbayarkan ketika
berhasil menerbangkannya. Semua
kesukaran akan menjadi sebuah pengalaman berharga ketika kita sudah mendapatkan
apa yang kita impikan.
Dan perlu kita
pahami juga bahwa layang-layang bisa terbang tinggi karena layang-layang melawan angin. Ia tidak akan bisa terbang tinggi
jika harus mengikuti angin. Ia harus melawan angin, melawan setiap
persoalan-persoalan yang setiap saat hadir dalam kehidupan kita. Berusaha menghadapi
setiap permasalahan-permasalahan, dan mencari jalan keluarnya. Dan
menjadikannya sebuah ‘media’ untuk menerbangkan layang-layang kehidupan kita,
seperti yang kita harapkan.
Gadang, 10.15/18.11.2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar